Musim Tanam Maju, Petani Resah

Carik 20 Oktober 2016 10:33:06 WIB

Kondisi cuaca yang tak menentu telah memberikan akibat beragam bagi masyarakat petani di wilayah Desa Pucanganom, curah hujan yang cukup tinggi saat ini memaksa petani memajukan musim tanam mereka bermacam bibit tanaman pangan sudah mulai tumbuh menghiasi ladang-ladang tadah hujan disetiap wilayah padukuhan. Padi dan palawija tetap menjadi produk unggulan masyarakat setiap musim tanam.

 

Disisi lain kondisi ini meresahkan sebagian besar masyarakat karena salah satu primadona komoditas unggulan pertanian mereka gagal panen, singkong yang biasanya diolah menjadi gaplek merupakan satu komoditas yang sejak bertahun-tahun secara turun menurun dijadikan stok pangan bagi masyarakat perdesaan saat ini gagal panen karena terkendala cuaca, hal tersebut diperparah dengan anjloknya harga jual jenis komoditas ini jika tahun sebelumnya harga jual ditingkat petani berkisar antara Rp. 1.800 – Rp. 2.300,- per kilogramnya saat ini hanya berkisar Rp. 1.200,-  hingga Rp. 1.500,- saja perkilogramnya.

 

Mulyono (45) menuturkan bahwa dengan kondisi hujan yang tak menentu sekarang ini membuat gaplek miliknya rusak dan mengalami kebusukan serta bobotnya sangat ringan. Satu karung penuh untuk kondisi normal berkisar 70kg, namun saat ini hanya mencapai bobot 30-45 kg saja. Warga padukuhan Pringapus tersebut mengaku dirinya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah, selain itu dirinya juga resah karena ladang miliknya belum tergarap dengan sempurna, pupuk kandang yang biasanya menjadi pupuk dasar tidak dapat terolah dengan baik, ditambah kekhawatiran akan terulangnya serangan hama tikus. “Biasane nek jawahe katah ngeteniki tikus ugi katah” ujarnya menutup pembicaraan. (sid-poet)

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung